Banyuwangi, seblang.com – BPJS Kesehatan Cabang Banyuwangi memaparkan evaluasi kinerja dan capaian Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sepanjang 2025 dalam pertemuan bersama puluhan awak media, Jumat (28/11). Kepala BPJS Kesehatan Banyuwangi, Titus Sri Hardianto, menegaskan komitmen lembaganya untuk menjaga mutu layanan melalui integritas dan etika kemitraan yang kuat, sekaligus memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat.
Titus menyampaikan bahwa kepesertaan JKN terus meningkat. Kabupaten Situbondo telah menyandang status Universal Health Coverage (UHC) sejak November 2024 dengan capaian 99,24% atau 689.492 jiwa. Sementara Banyuwangi mencapai 89,8% kepesertaan per November 2025, atau sebanyak 1.622.220 jiwa. Peningkatan ini disebut selaras dengan tiga tujuan utama JKN: membuka akses kesehatan, memberikan perlindungan finansial, dan meningkatkan kualitas hidup warga.
“Realisasi biaya pelayanan kesehatan 2025 sudah mencapai Rp733 miliar per Oktober. Ini membuktikan JKN menjadi pilar penting perlindungan finansial. Namun membuka akses saja tidak cukup, harus dibarengi upaya promotif–preventif serta jaminan mutu layanan,” ujar Titus.

Untuk memastikan mutu tersebut, BPJS Kesehatan menegakkan Kode Etik BPJS Kesehatan, mencakup kepatuhan hukum, perilaku antikorupsi, integritas laporan keuangan, hingga etika penggunaan media sosial. BPJS Kesehatan juga menekankan pentingnya Etika Kemitraan dengan peserta, fasilitas kesehatan, instansi pemerintah, media massa, dan masyarakat luas.
Dalam perluasan akses, BPJS Kesehatan mengoptimalkan layanan tatap muka dan kanal digital. Titus menyebut layanan PANDAWA (Pelayanan Administrasi melalui WhatsApp) di 08118165165, Mobile JKN, serta Care Center 165 terus dimanfaatkan peserta. Tercatat hingga Oktober 2025, sebanyak 14.801 peserta menggunakan layanan tatap muka. Informasi dan edukasi pun diperkuat melalui kanal resmi Instagram @infojknbwi dan TikTok @infoJKN.Banyuwangi.











