Kang Sulhak menambahkan kondisi desa Segobang bukan seperti Banyuwangi wilayah selatan jadi untuk setiap harinya ada petani yang tanam padai.”Harapan saya setidaknya setiap bulan tersedia pupuk sebesar 5 ton sampai 10 ton untuk satu desa,” imbuhnya.
Bahkan untuk desa Segobang idealnya itu masyarakat membutuhkan 15 ton satu bulannya. Karena jenis tanaman yang ditanam petani bermacam-macam, untuk saat ini menanam cabai. Masyarakat membutuhkan pupuk bersubsidi yang harga normal sekitar Rp. 120 ribu sementara pupuk non subsidi satu sak Rp 515.000, sehingga pupuk non subsidi jarang masyarakat untuk membelinya.
Menurut Kang Sulhak untuk melihat keseimbangan pupuk dan padi di desanya bisa dilihat pada bulannya. Dimana mulai bulan 10 sampai bulan 12 yang pada saat akan panen itu kondisinya baik dan relatif seimbang.
“Terkadang petani sering dihadapkan kondisi pupuk barangnya sulit dan harganya mahal dan produksinya kurang serta harga jual gabahnya murah. Karena seharusnya harga gabah itu Rp 5.000 per kilogram lebih itu normal kalau di bawah Rp 5.000 hancur petaninya,” pungkas Kang Sulhak.////












