Menurut Riza, dengan menerapkan RTTG petani tetap bisa melakukan aktivitas pertanian tanpa harus khawatir tidak ada ketersediaan air.
Ia juga mengimbau para petani di daerah hilir yang debit airnya turun drastis agar menghindari tanaman padi dan beralih ke tanaman Palawija, yang kebutuhan airnya lebih sedikit.
“Risiko gagal panen pun dapat diminimalisir,” ujarnya.
Sementara untuk kebutuhan air bersih, lanjut Riza, secara umum Banyuwangi sangat melimpah, terkecuali wilayah Wongsorejo. Untuk menanggulanginya, Dinas PU Pengairan telah membangun sumur bor di sejumlah titik.
“Saat ini sekitar 11 sumur bor, termasuk yang sedang dalam proses pengeboran di Desa Sidodadi. Meski belum mencukupi, tetapi ini merupakan ikhtiar Pemkab Banyuwangi untuk mencegah terjadinya bencana kekeringan dan krisis air bersih di Wongsorejo,” pungkasnya./////












