Banyuwangi, seblang.com – Perubahan global yang bergerak semakin cepat dan tak lagi linier menuntut birokrasi beradaptasi dengan cara kerja baru. Menyikapi tantangan tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menghadirkan pakar manajemen dan Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Rhenald Kasali, dalam kegiatan capacity building bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menghadapi era yang disebut Quantum Age.
Kegiatan bertajuk Capacity Building ASN Go Digital: Kolaborasi, Inovasi, dan Transformasi untuk Pemerintahan Masa Depan itu diikuti ribuan ASN Pemkab Banyuwangi dan digelar di Banyuwangi, Senin sore (15/12/2025).
Prof. Rhenald menjelaskan bahwa dunia saat ini telah melampaui era disrupsi. Perubahan tidak lagi berlangsung bertahap, melainkan melompat secara kuantum, cepat, kompleks, dan sulit diprediksi.
“Ini adalah era ketika konflik bisa muncul lewat algoritma, keputusan diambil oleh mesin, dan ancaman datang dari kecerdasan buatan, informasi palsu, hingga serangan digital jika tidak disikapi secara bijak,” ujar Rhenald.
Menurutnya, di era kuantum, stabilitas sebuah negara tidak lagi semata ditentukan oleh kekuatan militer, tetapi oleh kemampuan institusi dalam membaca dan merespons kecepatan perkembangan teknologi yang melampaui pola kerja konvensional.
Rhenald memaparkan, ciri utama Quantum Age adalah kecepatan tinggi, keterhubungan tanpa batas, serta tingkat ketidakpastian yang besar. Mobilitas manusia, komunikasi virtual, hingga pelayanan publik kini bergerak jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya.
“Dunia tidak lagi berjalan linear. Pemerintah dituntut untuk lincah, adaptif, dan mampu membaca perubahan yang sulit diprediksi,” katanya.
Dalam konteks birokrasi, ia menegaskan bahwa ke depan manusia akan semakin bekerja berdampingan dengan mesin, termasuk kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Namun, AI harus diposisikan sebagai alat bantu, bukan pengganti kemampuan berpikir manusia.












