Tidak tanggung-tanggung, produksi harian kue nastar jelang lebaran Rutan Situbondo sentuh angka 10 toples dengan berat sekitar setengah kilo per toplesnya. “Sudah produksi dan laku sampai 100 toples lebih,” bebernya.
Usut punya usut, pembuatan Kue Nastar jelang lebaran berawal dari keinginan Karutan untuk mendorong segenap WBP bisa tetap produktif selama jalani masa hukumannya.
“Saya ingin mereka semua produktif, tidak hanya makan, tidur secara gratis disini, tapi mereka disini saya dorong untuk belajar dan bekerja,” ugkapnya.
Lebih lanjut, Rudi menjelaskan, ketika WBP bekerja membuat sesuatu, pihak Rutan memberikan dukungan berupa arahan dan ikut serta mempromosikan karya WBP Rutan Situbondo. “Untuk nastar bahkan laku hingga Surabaya,” tutur Rudi.
Terkait dengan pengelolaan hasil keuntungan dari produksi kue nastar kreasi WBP, dilakukan pembagian keuntungan secara rata. Dijelaskan, 50 persen dari pendapatan diputar kembali sebagai pengembalian modal dan bahan baku. “15 persen untuk gaji WBP dan sisa 35 persen untuk kesejahteraan seluruh pegawai,” sambungnya.
Hingga mendekati momen lebaran 1444 Hijriah, Rusibon Cake & Bakery terus peroleh banjir orderan kue nastar. Berkat citarasa nikmat dan teksturnya yang lembut, order pesanan tidak hanya dari pegawai rutan namun juga dari masyarakat setempat juga berdatangan. “Dari UPT lain seperti Surabaya dan Bangil juga memesan karena harganya sangat murah yaitu 55ribu per toplesnya,” jelas Mantan Karutan Padang Panjang itu. /////











