Inovasi inipun sesuai dengan rekomendasi WHO bahwa penanganan COVID-19 harus dapat melibatkan partisipasi aktif masyarakat. kampung tangguh dapat berbasis RT, RW, kelurahan maupun desa.
“Kampung tangguh yang sudah ada di Jatim ini tentunya adalah suatu bentuk kearifan lokal yang akan membantu masyarakat melaksanakan edukasi protokol kesehatan Covid-19,” imbuhnya.
Selain itu, kebersamaan dalam pelaksanaan kampung tangguh juga akan menciptakan empathy building dan social bonding dalam pelaksanaan PPKM mikro, serta memutus mata rantai penularan COVID-19.
Seperti diketahui, per 7 Februari 2021, jumlah kampung tangguh yang ada di Jatim telah mencapai 3.160 lokasi dan masih akan terus bertambah.
“Kami harapkan pelaksanaan PPKM Mikro ini nantinya bisa berjalan lancar di Jatim. Tentunya dengan dukungan seluruh elemen baik TNI, POLRI, serta masyarakat. Utamanya, dengan terus memperkuat dan memberdayakan keberadaan kampung tangguh yang memang sudah kita terapkan di Jatim,” pungkasnya.
Wartawan : Anwar Wahyudi