Seorang mantan pekerja migran bisa membuat sekitar 10 tas, tergantung kemampuan. Penghasilan mereka berkisar antara Rp 2 hingga 3 juta per bulan dari pembuatan tas. Tas-tas ini dikirim hingga ke Yogyakarta, Bali, dan Lampung.
Uut Rohimatin, relawan Desbumi, menjelaskan bahwa Kecamatan Tegaldlimo merupakan salah satu kantong pengirim pekerja migran di Jawa Timur, dengan negara tujuan seperti Taiwan, Hongkong, Malaysia, dan Arab Saudi.
“Anggapan orang selama ini kalau pulang dari luar negeri pasti banyak uang atau mampu secara ekonomi. Tapi ternyata tidak selalu seperti itu. Kadang rumah memang terlihat mewah, tapi ternyata untuk makan sehari-hari saja mereka susah,” ungkap Uut.
Ia menambahkan, biasanya, mereka yang pulang kembali ke daerahnya itu bingung mau apa. “Mereka kami ajak bergabung, sehingga mereka bisa berdaya dengan yang lain.”
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, yang mengunjungi Desbumi dalam program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Tegallimo, Senin (15/7/2024), sangat mengapresiasi upaya ini. “Saya sangat mengapresiasi effort dari para relawan yang mendampingi dan melatih mereka sehingga bisa survive,” kata Ipuk.
Ipuk juga meminta OPD terkait untuk memberikan pendampingan dan bantuan program peningkatan usaha mikro yang selama ini digulirkan, seperti pendampingan melalui UMKM Naik Kelas, bantuan usaha Warung Naik Kelas, bantuan Kanggo Riko, dan program-program lainnya.
“Dengan program-program itu bisa kian menguatkan para mantan pekerja migran untuk meningkatkan perekonomian mereka,” tambah Ipuk. (*)












