Menurut Muhadjir, penanaman pohon merupakan investasi untuk masa depan dengan membangun mental yang sadar mitigasi bencana serta peduli terhadap lingkungan. Tidak hanya itu, penanaman pohon buah khususnya, juga merupakan upaya membangun ketahanan pangan sekaligus sebagai instrumen tambahan untuk pengurangan stunting.
Muhadjir juga mengingatkan, penanaman 10 juta pohon tidak boleh sebatas aksi penanamannya saja namun pemeliharaannya juga harus terus berjalan. “Setelah ini jangan dibiarkan begitu saja sampai layu. Harus dijaga dan dipelihara agar nanti kita bisa menuainya,” kata mantan Mendikbud pada kabinet Jokowi pertama.
Rektor Universitas Hasanuddin Jamaluddin Jompa mengatakan, akan berkomitmen untuk terus melanjutkan gerakan penanaman pohon di lingkungan kampus, maupun di lingkungan masyarakat.
“Sebagai keluarga besar Unhas dan masyarakat Sulsel, kami merasa terhormat bisa menjadi bagian dari proses menggenapkan 10 juta pohon. Ke depan kita akan terus mendukung dan melestarikan budaya menanam pohon bukan hanya di Unhas tapi juga di berbagai kota di Sulsel,” ujarnya.
Berbagai jenis pohon seperti jati, matoa, mahoni, trembesi, tabe buya dan beberapa jenis pohon buah tumbuh subur di lahan kampus Unhas seluas 220 hektar. “Pohon-pohon tersebut kami pelihara dan rawat dengan baik sebagai warisan dari pendahulu kami yang merancang dan membangun kampus Unhas ini sebagai kampus hijau (green campus), yang pada akhirnya menjadi hutan kota dan menjadi bahagian dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota Makassar,” imbuh Jamaluddin Jompa. (ANO/*)












