Festival ini juga menjadi ajang reuni bagi banyak pengunjung. Putra Pengayoman, perantau di Palangkaraya, sengaja hadir memenuhi undangan Suroso, mantan induk semangnya semasa sekolah. “Alhamdulillah, kami sengaja buat acara temu kangen bareng teman sekolah dan berkunjung ke rumah pak Osok. Kami bercengkrama dan ngobrol banyak sambil mengenang masa lalu,” ujarnya.
Wisatawan mancanegara juga turut meramaikan festival ini. Malte dan Kathi, wisatawan asal Jerman, mengaku terkesan dengan tradisi minum kopi di Banyuwangi. “Mampir ke Banyuwangi bareng sahabat lama dan ada event minum kopi ini mengingatkan saya dengan tradisi yang sama di Jerman. Kita minum bersama dengan kawan layaknya saudara. Ini kopinya sangat enak,” tutur Malte.
Kopi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Desa Kemiren. Minuman ini menjadi suguhan wajib bagi setiap tamu yang berkunjung ke rumah warga, mencerminkan filosofi memuliakan tamu yang mengakar kuat dalam tradisi Suku Osing. (*)











