Ipuk menambahkan bahwa saat sesi sign-on di lokasi start, para rider juga akan dikenalkan dengan budaya sarung di Indonesia. “Tour de Ijen kita manfaatkan juga untuk mengenalkan tradisi dan budaya-budaya nusantara, khususnya Banyuwangi. Harapannya ini bisa memberikan kesan berbeda yang tidak mereka temukan saat mengikuti kompetisi serupa di negara lain,” ujarnya.
Chairman TdBI Guntur Priambodo menerangkan bahwa etape satu akan menjadi ajang pembuktian bagi para sprinter karena didominasi lintasan-lintasan datar. “Etape satu akan didominasi lintasan flat, ada tiga titik sprint yang bisa dimanfaatkan para sprinter untuk memburu poin,” kata Guntur.
Tiga titik sprint tersebut berada di KM 42,4 Kalipahit, KM 66,8 Kantor Camat Srono, dan KM 97,2 Karangsari. Guntur menambahkan, “Pada etape satu kemungkinan besar juaranya adalah pembalap sprinter. Tapi semua pembalap masih memiliki peluang yang sama.” (*)











