Selain itu, Ipuk juga memaparkan inovasi I-Care yang diinisiasi RSUD Blambangan. Layanan ini dirancang untuk mempercepat rujukan pasien stroke, memastikan penanganan optimal dalam golden period—kurang dari 4,5 jam sejak serangan awal.
I-Care mengintegrasikan edukasi, aplikasi teknologi, dan gotong royong. Layanan ini bisa diakses melalui superApps Smart Kampung. Pasien cukup membuka menu I-Care, melakukan cek mandiri risiko stroke, lalu memilih ambulans terdekat untuk segera menuju rumah sakit.
“Tujuannya mempercepat pasien tiba di rumah sakit. Penanganan tepat di masa golden period sangat menentukan untuk mengurangi risiko cacat permanen maupun kematian,” jelas Ipuk.
Hasilnya, pada 2024 jumlah pasien stroke yang tiba dalam golden period meningkat signifikan. Angka kefatalan menurun hingga 16,18 persen dari sebelumnya 82 persen. Sementara 83,82 persen pasien dapat kembali produktif.
I-Care tercatat menjadi percontohan nasional sejak 2023 untuk layanan terintegrasi kegawatan stroke. Program ini juga menyabet lima kali penghargaan Diamond Status dari World Stroke Organization (2021–2025) serta Diamond Award Indonesia Health Care Innovation Award 2023.
Usai mendengar pemaparan Ipuk, dewan juri memberikan apresiasi atas inovasi Banyuwangi. “Saya sangat appreciate dengan inovasi I-Care. Ini memperkuat upaya kuratif sebagai salah satu fungsi RS,” kata Prof. Jusuf. (*)











