Selanjutnya, telah dilakukan pengembangan teknologi pemupukan serta pemanfaatan alat mesin pertanian untuk pemanenan dan penanaman, “Tidak kalah penting, peningkatan kelembagaan dan sumber daya petani,” katanya.
Terkait dengan infrasturktur mendukung kemandirian pangan, Rubiyo mengatakan, bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan, harus menyesuaikan dengan kondisi dan agroekosistem. “Termasuk teknologi yang diintroduksikan, seperti varietas tanaman dan alat mesin pertanian untuk mendukung kapasitas produksi dan mutu hasil pertanian yang diharapkan,” jelasnya.
Langkah selanjutnya, Rubiyo menyarankan untuk melakukan diversifikasi sumber pangan. “Tingkatkan potensi pangan lokal di daerah. Misalnya NTT untuk jagung atau sorgum, kemudian Papua dengan umbi dan sagu,” imbuhnya.
Rubiyo mengungkapkan, LDII berkomitmen mendukung program pemerintah untuk mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan. “Salah satunya, kami mengembangkan sorgum dengan membangun kebun benih yang bermutu untuk dikembangkan,” katanya.
Rubiyo merinci, kebun benih tersebut seluas 1 hektare. “Jika menghasilkan 20 ton benih, maka akan mampu memenuhi kebutuhan benih untuk 400 hektar. Lokasinya di Blora, Jawa Tengah,” tutup Rubiyo.////////












