Dia menjelaskan, ketertarikannya pada BEC juga didorong oleh kreativitas dan inovasi model busana yang selalu disesuaikan dengan tema. Maka dari itu, agar dapat tampil maksimal, persiapan Fahmi tidak main-main. Salah satunya, selalu menjaga komunikasi intensif dengan orang tua dan tim kreatornya.
“Pesan Saya kepada para pemuda kalau ingin sukses dalam segala hal ,jangan pernah malu untuk meminta doa kedua orang tua dan juga ajak untuk berdiskusi, jangan pernah lelah untuk meminta nasehat orang tua,” tambahnya.
Pada BEC 2025 kali ini Fahmi membawakan kostum yang berfokus pada tema Sunatan. Kostumnya pun dirancang dengan penuh detail, menampilkan hiasan layaknya dekorasi kuda atau jaranan yang biasa siring kita jumpai di kegiatan-kegiatan kampung di wilayah Banyuwangi.
Kostum yang dibawakan oleh Fahmi seolah-olah menggambarkan anak yang baru selesai disunite dan diarak sambil menaiki kuda, sebuah tradisi yang masih dijaga di beberapa daerah, khususnya Banyuwangi.
“Kami selaku orang tua dari Fahmi sangat bangga padanya. Ia anaknya pantang menyerah dan selalu bersemangat, apa yang ia inginkan selalu ia kejar. Saya selaku orang tuanya selalu memberikan motivasi sekaligus men-support apa yang selalu diinginkannya. Semoga doa dan dorongan dari orang tua bisa membawa Fahmi menuju kesuksesan. Ini adalah proses bagi Fahmi untuk mewujudkan kedewasaan dan kemandirian,” ujar ayah Fahmi, Gatot Kurnianta yang juga Kepala SMKN Tegalsari Banyuwangi ini.
Semoga dengan penampilan dan perjuangan Fahmi bisa memberikan contoh bagi pemuda lainya untuk selalu komunikasi serta meminta doa dari ke dua orang tua./////////