Malang, seblang.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang terus memperkuat komitmen menjaga kualitas makanan bagi siswa-siswi penerima Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mewajibkan Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Salah satu syarat utama penerbitan sertifikat tersebut adalah mengikuti kursus penjamah makanan bagi pengelola dan penyaji makanan.
Anggota Tim Kerja Kesehatan Lingkungan Dinkes Kabupaten Malang, Sapta Prasetyalana, menegaskan bahwa pelatihan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas penjamah makanan di lapangan.
“Salah satu persyaratan penerbitan SLHS untuk SPPG dalam program MBG adalah kursus penjamah makanan. Tujuannya meningkatkan pengetahuan tentang keamanan pangan,” jelas Sapta saat kegiatan di SPPG Yayasan Insan Bakti Rakanuala Kendal Payak, Pakisaji, Kamis (13/11/2025).
Ia menambahkan, pelatihan ini bukan sekadar formalitas, tetapi upaya pencegahan keracunan makanan di kalangan pelajar.
“Penjamah makanan harus tahu cara mengelola bahan makanan secara higienis, mulai dari penyimpanan, pengolahan, hingga penyajian,” tegasnya.
Kursus penjamah makanan wajib diikuti selama delapan jam dengan enam materi utama yang mengacu pada Permenkes. Materi mencakup kebijakan, pengendalian sektor, pengelolaan peralatan, izin sanitasi perorangan, serta keamanan dan pengawasan makanan.
“Kursus ini menjadi syarat wajib sebelum SLHS diterbitkan. Jadi penjamah makanan harus punya sertifikat pelatihan,” tambah Sapta.
Dinkes Kabupaten Malang juga mempercepat proses penerbitan SLHS sesuai arahan Kementerian Kesehatan. Kini, masa berlaku sertifikat diperpanjang dari tiga menjadi lima tahun agar memudahkan pengelola makanan.
Syarat utama penerbitan SLHS meliputi surat permohonan resmi, hasil uji laboratorium, hasil inspeksi kesehatan lingkungan, serta sertifikat pelatihan penjamah makanan.
Sebagai dukungan, SPPG Yayasan Insan Bakti Rakanuala menggelar pelatihan sertifikasi penjamah makanan yang melibatkan relawan dari berbagai wilayah.
Perwakilan yayasan, Sahrul Huda, menyebut kegiatan diikuti sekitar 70 peserta gabungan dari SPPG Kendal Payak Pakisaji (45 orang) dan SPPG Sukomulyo Pujon (25 orang).
“Kami jadikan satu lokasi agar lebih efektif. Setelah ini kami akan mendata sekolah-sekolah yang belum tercover,” ungkap Sahrul.
Ia menambahkan, persiapan di wilayah Pujon telah mencapai 90 persen dan ditargetkan segera beroperasi penuh.
Melalui kolaborasi antara Dinas Kesehatan dan SPPG, program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Malang diharapkan berjalan lebih aman, higienis, dan tepat sasaran. Dinkes menargetkan seluruh pengelola makanan sekolah di bawah program MBG memiliki SLHS resmi demi menjamin keamanan pangan di lingkungan pendidikan.///////////










