Riza Al Fahrobi, Sekretaris Dinas PU Pengairan, menambahkan bahwa Dam Karangdoro merupakan sumber pengairan terbesar di Banyuwangi dan Jawa Timur. “Pengelolaannya melibatkan kolaborasi Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Balai Besar Brantas, dan Dinas PUSDA wilayah Sungai Sampean Baru, mengingat statusnya sebagai kewenangan pemerintah pusat,” jelasnya.
Acara ini juga menampilkan prosesi menuangkan dawet ke sungai, simbol harapan agar air melimpah untuk pertanian. Para petani kemudian menikmati 100 tumpeng bersama-sama sebagai ungkapan syukur.
Kehadiran pejabat tinggi Dinas PU Pengairan dalam Bubak Bumi menegaskan komitmen instansi ini dalam mendukung sektor pertanian. Dengan memadukan pendekatan teknis dan kultural, Dinas PU Pengairan Banyuwangi berupaya menjaga keseimbangan antara modernisasi infrastruktur dan pelestarian tradisi lokal.
Tradisi Bubak Bumi tidak hanya menjadi ajang doa bersama, tetapi juga sarana memupuk keguyuban dan persaudaraan di antara petani. Melalui acara ini, Dinas PU Pengairan Banyuwangi menunjukkan perannya yang vital dalam mendukung produktivitas pertanian dan melestarikan warisan budaya masyarakat Banyuwangi. (*)










