Ahli waris Jamilah, Catur (41), menyatakan rasa terharunya atas program ini, dan ia mengakui betapa berharganya perlindungan ini bagi seluruh keluarga kader.
“Saya terharu. Program ini sangat berharga bagi para seluruh keluarga kader karena melindungi mereka dari resiko pekerjaan. Semoga program ini terus dijalankan karena banyak membantu,” ujarnya.
Sementara itu, ahli waris Misrani, Abdurrahim, merencanakan untuk menggunakan santunan yang diterimanya untuk biaya sekolah anaknya.
“Terus terang kaget juga mendapatkan santunan ini, tidak menyangka kader bisa dilindungi dengan premi ini. Ini sangat bermanfaat bagi kami, akan saya pergunakan untuk membiayai pendidikan,” ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga telah mengalokasikan anggaran untuk percepatan penurunan stunting. Dana ini dibagi secara proporsional ke 25 kecamatan untuk intervensi nutrisi bagi ibu hamil risiko tinggi (bumil risti) dan bayi di bawah dua tahun atau baduta.
Setiap kecamatan telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang dipimpin oleh Camat bersama Kepala Puskesmas, dengan anggota tenaga kesehatan, dan elemen kader. Kecamatan juga bekerjasama dengan penjual makanan bernutrisi untuk mendistribusikan makanan seperti telur, ikan, ayam, dan daging kepada bayi dan bumil risti.
Para kader Posyandu berperan penting dalam memantau intervensi pemberian makanan tambahan ini dan memastikan bahwa makanan tersebut dikonsumsi oleh bumil risti dan baduta yang rentan mengalami stunting. Semoga upaya ini akan membawa hasil positif dalam mengatasi stunting di Banyuwangi.










