TPA yang akan dibangun ini tidak sekadar menjadi tempat pembuangan akhir, tetapi juga akan dilengkapi dengan TPST yang menggunakan teknologi refuse-derived fuel (RDF). Teknologi ini memungkinkan sampah diolah menjadi bahan bakar, sehingga mengurangi residu yang berakhir di TPA.
Menurut Guntur, pembangunan akan dimulai dengan tahap pelelangan tahun ini, dan diharapkan konstruksi bisa dimulai pada akhir 2025 atau awal 2026. “Dengan kapasitas 500 ton per hari, fasilitas ini akan menjadi solusi jangka panjang dalam pengelolaan sampah di Banyuwangi,” ujarnya.
Saat ini, Banyuwangi telah mengoperasikan 26 TPS3R di berbagai kecamatan. Salah satunya, TPS3R Balak, mampu mengolah 84 ton sampah per hari dan melayani lebih dari 55 ribu rumah tangga. Sementara itu, TPS3R Muncar mengelola rata-rata 12–25 ton sampah per hari, dengan residu yang tersisa ke TPA hanya 2 ton per hari.//////












