“Sebelum ada tembok batu ini, kami cukup jalan saja melewati pinggir pesisir pantai untuk cari Kerang Remis. Tapi sekarang tidak, harus menggunakan sampan atau lewat memutari hotel menggunakan motor,” ujar R (73), salah seorang warga Lingkungan Tanjung, Kelurahan Klatak, Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, yang sudah setengah abad lebih berprofesi sebagai nelayan, Kamis (23/1/2025).
Nelayan setempat tidak sekadar kesulitan beraktifitas. Mereka juga kehilangan hak memarkirkan perahu di pesisir pantai yang kini dikelilingi tembok batu. “Pesisir pantai ini milik umum, bukan hotel,” tegasnya.
Dampak lingkungan turut menjadi persoalan serius. Menurut R, pagar batu yang menjorok ke laut puluhan meter tersebut telah mengakibatkan abrasi parah di lahan di sebelahnya. “Lahan warga di utaranya terkena imbas abrasi hingga tergerus beberapa meter,” ungkapnya.
Sementara itu, pihak Hotel Dialoog Banyuwangi saat dikonfirmasi terkait pagar batu seolah tutup mulut dan terkesan menghindar. “Jika ingin konfirmasi, bersurat dulu, nanti akan dijawab oleh pihak hotel,” ujar resepsionis hotel menyampaikan pesan atasannya.//////











