Peternakan tersebut kini menampung sekitar 1.000 ayam petelur dengan tingkat produksi mencapai 85 persen atau rata-rata 850 butir telur per hari. Dalam pengelolaannya, Pemdes melibatkan delapan warga dan kelompok peternak lokal, tidak hanya sebagai tenaga kerja, tetapi juga untuk transfer ilmu beternak.
“Kandang yang kami bangun sudah semi modern, jadi pengelolaannya lebih efisien meski jumlah pekerjanya terbatas,” tambah Maimun.
Melihat hasil yang positif, tahun ini Pemdes kembali menganggarkan dana sebesar Rp344 juta untuk memperluas kandang dan menambah 1.500 ekor ayam petelur. Angka stunting di desa juga menunjukkan penurunan, dari 57 balita pada 2023 menjadi 37 pada 2024.
Selain program ini, Banyuwangi juga mengembangkan model ketahanan pangan lain seperti Sister Say (Sistem Terintegrasi Ternak, Ikan, dan Sayur), yang melibatkan ibu rumah tangga dalam mengelola pekarangan rumah untuk mencukupi konsumsi harian sekaligus menambah penghasilan.











