Malang seblang.com – Di tengah masifnya teknologi dan peradaban modern yang merubah perilaku sebagian masyarakat ikut-ikutan modernisasi, ternyata masih ada warga masyarakat yang cinta akan seni budaya asli Indonesia. Mereka menggelar seni budaya Reog Ponorogo yang dimotori kelompok kesenian legendaris Singo Ludro di Desa Pandanglandung Kecamatan Wagir Kabupaten Malang, Sabtu (15/2/2025).
Penampilan reog Ponorogo Singo Ludro, tampil dengan barong berkulit harimau yang dihiasi bulu burung merak asli, meliuk-liuk bergerak dinamis mengikuti irama mistis panjak, semuanya berpadu dalam harmoni yang mempesona mampu memikat Masyarakat sekitar untuk menyaksikan lebih dekat.
R. Widiyatma Jendrawidjaya yang akrab disapa abah Higam kepada awak media mengatakan, Reog Ponorogo Singo Ludro bukan sekadar kelompok kesenian lawasan biasa. Paguyuban Singo Ludro merupakan persaudaraan pelestari reog ponorogo lawasan sedulur warok yang menjadi penjaga tradisi dengan memegang teguh pakem dan pewaris seni yang hampir terlupakan.
“Singo Ludro adalah legenda hidup yang menghubungkan generasi masa lalu, kini, dan masa depan. Kami ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa seni tradisional itu keren dan penuh makna,” ujar cucu veteran, putra pertama dari pasangan Abah Bedor pendiri Singo Ludro seniman reog kawakan Malang raya dan Nyai Sri Murti.
Abah Higam menyampaikan bahwa penampilan Reog Singo Ludro di desa Pandan Landung bukan hanya sekadar hiburan semata. Mereka ingin membangkitkan kembali kecintaan masyarakat terhadap seni tradisional, khususnya Reog Ponorogo.
“Kami berharap penampilan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk belajar dan melestarikan kesenian tradisional,” kata Abah Higam.











