Warga Berebut Ikan Saat Dam Singir Banyuwangi Dikeringkan untuk Perawatan Rutin Dinas PU

by -21 Views
Wartawan: Teguh Prayitno
Editor: Herry W. Sulaksono

Banyuwangi, seblang.com – Dam Blambangan atau yang lebih dikenal sebagai Dam Singir di Dusun Mangunrejo, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, Banyuwangi, mulai dikeringkan sejak Minggu (19/10/2025).
Langkah ini dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Banyuwangi dalam rangka perawatan tahunan infrastruktur irigasi agar sistem pengairan di wilayah selatan Banyuwangi tetap berjalan optimal.

Pengeringan dilakukan dengan mengosongkan seluruh air bendungan hingga dasar dam terlihat, menyisakan endapan sedimen dan sampah sungai. Kegiatan ini bertujuan membersihkan lumpur, sampah, serta melakukan pengecatan ulang dinding dan pintu air.

“Pengeringan rutin dilakukan setiap Oktober untuk pengerukan sedimen dan pengecatan ulang dinding dam,” ujar Arista, petugas Korsda Srono yang mewakili Koordinator Sumber Daya Air Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Joko Setiyono, saat ditemui di lokasi.

Dam peninggalan kolonial Hindia Belanda ini masih berfungsi aktif mengairi sekitar 1.523 hektare lahan pertanian di wilayah Kecamatan Srono dan Muncar.
Perawatan tahun ini juga melibatkan tim dari Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur.

“Pembersihan sedimen cukup satu hari. Setelah itu, pintu air dicat ulang agar tidak berkarat,” jelas Dedy Junianto, Petugas Pengelola Bendungan Irigasi Blambangan.

Secara arsitektural, Dam Singir memiliki pintu air menjulang menyerupai menara dengan sistem buka-tutup berbasis roller besi di bagian atas. Meski tergolong bangunan kuno, struktur dam ini masih kokoh dan berfungsi baik hingga kini.

Proses pengeringan diperkirakan berlangsung lima hari, mulai dari pembukaan pintu air hingga pengisian kembali. Kegiatan dilakukan menjelang musim hujan agar aliran air tetap lancar saat debit meningkat dan pasokan irigasi pertanian tidak terganggu.

Di sisi lain, pengeringan dam selalu menjadi momen yang ditunggu warga sekitar. Sejak pagi, ribuan warga berdatangan membawa jala, jaring, hingga ember untuk menangkap ikan tawes, wader, mujair, hingga nila yang tersisa di dasar dam.

“Enak, cukup dijaring saja. Kalau beruntung bisa dapat banyak,” ujar Kelvin, warga Srono yang ikut menangkap ikan.

“Baru pertama kali ikut, ternyata seru dan ramai sekali,” tambah Andi, remaja asal Muncar yang datang bersama teman-temannya.

Meski menjadi hiburan tahunan masyarakat, petugas mengingatkan warga agar berhati-hati karena dasar dam licin dan kedalaman air tidak merata.
Selain di Dam Singir, pengeringan serupa juga dilakukan di sejumlah bendungan lain di Banyuwangi sebagai bagian dari program pemeliharaan rutin infrastruktur irigasi.

Kegiatan ini menjadi bukti komitmen Dinas PU Pengairan Banyuwangi dalam menjaga keberlanjutan sistem pengairan dan ketahanan pangan di Bumi Blambangan.////////

iklan warung gazebo