Di hari biasa, Taufikin menyediakan 80 porsi mie ayam. Namun, selama TdBI dia menyediakan 300 porsi yang semuanya habis terjual. “Berkah banget, 900 mangkuk dalam tiga hari,” tambahnya.
Aris Budiyanto, pemilik Osing Story yang menjual kaos, memanfaatkan kesempatan berjualan di stand yang disediakan di lokasi start. “Saya senang bisa berjualan di sini. Ini kesempatan promosi yang bagus untuk usaha saya,” ujarnya. Aris mengaku omset penjualannya meningkat hingga 300 persen, dengan kaos anak-anak menjadi yang paling laris di hari pertama.
Suhartini, penjual es rumput laut di area Kecamatan Srono yang menjadi salah satu rute pembalap, juga merasakan dampak positif. “Saya senang ada event seperti ini, pembeli jadi ramai. Baru buka jualan sudah laku 20 mangkok,” katanya.
Di kawasan Gunung Ijen, Khotimah, pemilik warung yang menjual aneka makanan dan minuman, mengalami lonjakan pembeli saat berlangsungnya etape terakhir TdBI. “Setiap event balap sepeda tour de ijen seperti hari ini pembelinya langsung melonjak,” terangnya dengan gembira.
Event TdBI tidak hanya sukses sebagai ajang olahraga, tetapi juga berhasil menggerakkan roda ekonomi lokal dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat Banyuwangi.//////












