“Kami ingin semua peserta JKN merasa tenang. Jika ada peserta Situbondo yang sedang berwisata di Banyuwangi atau sebaliknya, mereka tidak perlu khawatir. Cukup tunjukkan KTP atau NIK, data kepesertaannya bisa langsung diverifikasi secara online,” kata Titus.
Kemudahan tersebut juga berlaku bagi peserta JKN dari daerah lain di Indonesia yang sedang berada di Banyuwangi atau Situbondo. Titus berharap kebijakan ini dapat meningkatkan pemanfaatan layanan JKN secara optimal sekaligus menghapus keraguan masyarakat.
“Ini bagian dari transformasi mutu layanan kami. Peserta JKN harus bisa merasakan manfaat secara langsung, yaitu layanan yang mudah, cepat, dan setara di mana pun mereka berada,” imbuhnya.
Titus menambahkan, Banyuwangi dan Situbondo menjadi wilayah penting karena mobilitas masyarakatnya yang tinggi sebagai pintu gerbang Jawa Timur menuju Bali sekaligus sentra ekonomi. Dengan kebijakan ini, pekerja, wisatawan, maupun pelajar yang berada jauh dari rumah tetap mendapatkan perlindungan kesehatan.
“Ketersediaan layanan JKN di luar domisili juga memperkuat prinsip gotong royong. Iuran yang dibayarkan seluruh peserta menjamin perlindungan kesehatan dapat diberikan kepada siapa pun, kapan pun, dan di mana pun dibutuhkan,” ungkap Titus.
Menurutnya, perluasan akses ini bukan sekadar solusi praktis, melainkan juga upaya membangun kepercayaan bahwa JKN adalah program kesehatan yang benar-benar inklusif. “Kami harap masyarakat untuk selalu menjaga keaktifan kepesertaan agar tidak ada hambatan saat membutuhkan layanan, baik di domisili sendiri maupun ketika berada di luar kota,” pungkasnya.
