“Dipilihnya Kecamatan Pujon ini karena tempatnya sejuk dan angka stuntingnya agak banyak, dulu saat saya jadi Bupati di Kecamatan Pujon stuntingnya 28 persen sekarang turun diangka 15 persen,” jelas Bupati Malang.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang Ahmad Dzulfikar Nurrahman mengungkapkan pihaknya menginisiasi program pencegahan stunting serta merespon upaya perubahan iklim.
“Dengan melakukan penanaman dan penghijauan di Kabupaten Malang ini yang nantinya hasilnya bisa dimanfaatkan untuk menambah nutrisi dan gizi anak anak balita kita yang masih kena stunting, tanaman kelor ini,” terang A.D Nurrahman Plt Kadis DLH.
Pihaknya menjelaskan pemilihan tanaman kelor untuk program ini karena tanaman kelor memiliki kemampuan bertahan hidup cukup baik, berfungsi restorasi lingkungan yang cukup bagus dimana akarnya mampu menahan tanah, bijinya bisa diolah menjadi air dan mampu hidup dikondisi tanah apapun.
“Jadi penanaman kelor ini, bisa bertahan hidup dari perubahan iklim di lingkungannya yang dampaknya tanaman kelor ini bisa menyerap karbon dan menghasilkan oksigen yang sehat bagi lingkungan,” imbuh Afi panggilan akrab Ahmad Dzulfikar Nurrahman.
Afi berharap pada tahun 2026 mendatang bisa menanam 100 ribu bibit tanaman kelor, dengan tahapan penanamannya menunggu musim hujan dan dibagi 4 tahap akhir dan awal tahun.
Tiap penanaman sebanyak 25 ribu bibit dan targetnya 100 ribu bibit pada tahun 2026.
“Jadi tiap tahap pelaksanaan sebanyak 25 ribu bibit tanaman kelor jadi sampai pada awal tahun 2026 nanti sudah tertanam 100 ribu bibit, ketika sudah lebih mau dilanjut program ini itu tidak apa apa, umpanya lebih dari 100 ribu tanaman ya Alhamdulillah,” tandasnya.
Target dari DLH kabupaten Malang untuk penanaman pohon kelor ini diutamakan di wilayah atau kecamatan yang angka stuntingnya tinggi, namun nantinya akan ditanam di seluruh wilayah kabupaten Malang.












