Dinas Perhubungan Jatim telah membangunkan dermaga, gudang, serta area untuk bongkar muat kontainer ekspor-impor.
“Memang ini nanti sangat strategis untuk melayani ekspor dan impor. Targetnya adalah mengurangi load dan dwelling time dari Pelabuhan Tanjung Perak maupun Pelabuhan Tanjung Priok,” tegasnya.
Bahkan jika pengembangan ini terealisasi maka kapasitas Pelabuhan Probolinggo akan lebih besar dari pelabuhan Tanjung Perak maupun Tanjung Priok yang hanya bisa melayani kapal berkapasitas 50 ribu ton.
“Dan secara infrastruktur pendukung sudah sangat tertata. Pelabuhan Probolinggo ini dekat dengan tol Probolinggo Barat, kemudian juga menjadi hub strategis untuk wilayah Lumajang, maupun Jember,” ujarnya.
Karena nilai investasi pembangunan Pelabuhan Probolinggo membutuhkan dana yang tak sedikit maka investasi asing menjadi hal penting yang coba dijajaki Pemprov Jatim.
Termasuk pertemuan dengan Duta Besar Federasi Rusia hari ini. Yang diharapkan kedatangan tim lebih besar pada 5 November 2025 akan membuka peluang investasi pengembangan Pelabuhan Probolinggo.
Selain memperlancar arus barang, pelabuhan berkapasitas besar ini juga diyakini akan menurunkan biaya logistik nasional secara signifikan.
Dengan beroperasinya Pelabuhan Probolinggo sebagai pelabuhan internasional, harga barang dan ongkos distribusi diharapkan menjadi lebih murah karena waktu tempuh dan biaya pelayaran lebih efisien.
“Kalau kapal besar bisa langsung bersandar di Probolinggo, maka harga barang otomatis turun. Logistiknya jadi low cost. Barang bisa langsung masuk ke gudang-gudang di sana yang tersambung dengan jalan tol,” pungkasnya.(*/ady)











