Per akhir Juli 2025, cakupan kepesertaan JKN di Situbondo telah mencapai 97,19% dari total penduduk. Titus menyebut target 98% bisa dicapai pada September mendatang.
“Untuk mempertahankan status UHC, cakupan ini harus mencapai 98% pada bulan September. Artinya tinggal sedikit lagi,” ujarnya.
Namun, keaktifan peserta masih berada di angka 73,74%, sedikit di bawah ambang batas minimal 80%. Titus optimistis angka ini akan segera terpenuhi. Ia juga mengungkapkan bahwa Kementerian Sosial masih menyediakan kuota bagi warga Situbondo agar dicover negara melalui APBN.
“Izin menyampaikan juga, bahwasanya dari Kementerian Sosial itu mempunyai kuota bagi penduduk Situbondo untuk dicover negara melalui APBN, yang mana posisi eksisting sekarang yang sudah masuk di data Kementerian Sosial itu masih di bawah kuota. Artinya, untuk segmen PBI APBD itu masih ada potensi untuk bisa ditingkatkan lagi,” jelasnya.
Titus memperkirakan masih ada sekitar 7.000 jiwa yang berpotensi dioptimalkan untuk meningkatkan cakupan peserta JKN hingga 99% atau bahkan 100%.
Perpanjangan kerja sama dalam bentuk adendum ini menjadi langkah krusial. Sebelumnya, anggaran yang tersedia hanya cukup untuk sembilan bulan. Namun, melalui dukungan penuh dari Bupati dan jajaran, anggaran ditingkatkan sehingga perjanjian UHC dapat diperpanjang hingga akhir tahun, menjamin kelangsungan perlindungan jaminan kesehatan bagi masyarakat Situbondo.//////