Selain itu, pemerintah daerah juga fokus pada peningkatan kesuburan tanah. Sepanjang 2024, sebanyak 137.130 liter pupuk organik cair telah didistribusikan untuk mengelola lahan seluas 13.713 hektare. Petani juga diberikan pelatihan pembuatan pupuk alternatif guna mengurangi ketergantungan pada pupuk bersubsidi.
“Kami terus berupaya agar sektor pertanian Banyuwangi tetap terjaga dan menjadi salah satu penopang utama ekonomi daerah,” kata Ipuk.
Menko Zulkifli Hasan menyampaikan apresiasinya terhadap Banyuwangi, yang menurutnya menjadi contoh nyata keberhasilan program ketahanan pangan. Ia menegaskan pentingnya kemandirian pangan sebagai pilar ketahanan bangsa, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto.
“Kita harus mengejar kemandirian pangan, mulai dari optimalisasi lahan, menciptakan lahan baru, hingga meningkatkan pendapatan petani,” ujar Zulkifli, yang akrab disapa Zulhas.
Zulkifli juga menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak, termasuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), untuk mengembangkan riset bibit unggul. Ia memastikan pemerintah terus mendorong pengurangan impor pangan seperti beras, jagung, gula, dan garam dengan mempercepat produksi nasional.
“Kemandirian pangan bukan sekadar angan, tetapi menjadi visi besar kita untuk membangun bangsa yang berdaulat sesuai dengan prinsip Pancasila dan asas kekeluargaan,” tutup Zulkifli. (*)












