Melalui cerita dan pencapaian Temu Misti, Siami dan Senari, masyarakat Banyuwangi diharapkan lebih
tertarik dan semangat untuk menghargai memelihara menjaga dan melestarikan kekayaan seni budaya.
Anugerah ini juga diharapkan dapat mendorong generasi muda untuk terus berkarya dan menjaga warisan budaya yang telah menjadi dari identitas Banyuwangi.
AKI 2024 dinilai sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada penggerak budaya yang telah memperkuat kebudayaan. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI, Nadiem Anwar Makarim.
“Penyelenggaraan AKI sebagai wujud apresiasi pemerintah kepada pelaku budaya di Indonesia. Khususnya yang telah berdedikasi dalam upaya pemajuan kebudayaan dan mengajak masyarakat andil pada pelestarian kekayaan budaya,” ungkap Nadiem.
Menurut Nadiem, anugerah bagi penggerak budaya bukan hanya sekerdar penghargaan seremonial, tetapi bentuk apresiasi pemerintah kepada para penggerak seni budaya. Dimana, penggerak seni budaya menjelaskan kepada masyarakat agar tetap merawat menjaga dan melestarikan peradaban bangsa Indonesia.
“Ada semangat dan ajakan partisipatif ditunjukkan penggerak budaya ke masyarakat untuk berkolaborasi mengembangkan warisan kebudayaan Nusantara. Penggerak budaya menjelaskan kepada kita semua bahwa merawat kebudayaan merupakan tugas semua masyarakat agar peradaban Indonesia terjaga,” imbuh Nadiem.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani juga memberikan apresiasi kepada Tiga maestro Seni Budaya kota Blambangan.
“Selamat kepada Bu Temu Misti, Bu Siami dan Pak Senari yang telah mengharumkan nama Banyuwangi dengan berbagai potensi. Kami sangat bangga dengan para maestro yang hingga saat ini masih menjaga dan melestarikan kebudayaan yang ada di Banyuwangi,” ujar Bupati Ipuk.
Menurut dia, dengan adanya program gelaran Festival seperti Gandrung Sewu yang rutin diselenggarakan setiap tahun telah banyak melahirkan para penari Gandrung baru.
“Festival Gandrung Sewu merupakan proses regenerasi penari Gandrung supaya tidak terkikis modernisasi. Jaman sudah berkembang namun kebudayaan juga harus dilestarikan,” tambah Bupati Ipuk.
Bahkan Festival Gandrung Sewu Banyuwangi masuk dalam agenda tahunan Karisma Event Nusantara (KEN) yang digagas Kemenparekraf RI.
Selain Gandrung Sewu, gelaran Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) juga masuk dalam agenda KEN yang cukup bergengsi.
Dalam tahun ini, Festival Gandrung Sewu akan digelar pada 26 Oktober 2024 mendatang di Pantai Marina Boom Banyuwangi dengan mengangkat tema Payung Agung Episode “Ngeronce Kembang”, yang menggambarkan keindahan dan keaneka ragaman seni budaya Banyuwangi.












