Kepala Balai TN Alas Purwo Novita menjelaskan, pengembangan TN Alas Purwo sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan akan terus diperkuat. Salah satunya, dengan menjaga Alas Purwo agar tidak menjadi kawasan mass tourism.
Dia lalu menyebut jumlah kunjungan wisatawan ke TN Alas Purwo hingga saat ini berkisar 500-1000 orang di akhir pekan atau hari libur. “Sebenarnya itu masih memenuhi daya tampung dan daya dukung kawasan. Maka rencana yang akan kita lakukan adalah pembatasan kendaraan,” jelasnya.
Pembatasan kendaraan ini dilakukan salah satunya dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna. Misalnya, dengan membuat kantong-kantong parkir di sejumlah titik.
“Tujuannya mengurangi tingkat polusi udara dan kebisingan yang dikhawatirkan mengganggu kenyamanan fauna, khususnya fauna prioritas seperti banteng dan macan tutul,” ujar Novita.
“Rencananya ke depan kendaraan pengunjung hanya diijinkan masuk sampai titik yang telah ditentukan, kemudian disediakan shuttle, ya mungkin menggunakan kendaraan listrik. Akan kita kaji lagi,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga akan menggelar pelatihan-pelatihan penangkaran binatang untuk mendukung upaya pelestarian satwa prioritas di kawasan TN Alas Purwo, yakni macan tutul dan banteng.
Kepala Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Tegaldlimo, Probo Wresni Adji, menambahkan, terkait pengelolaan sampah, TN Alas Purwo akan menerima hibah alat pengolahan sampah dari lembaga Konservasi Indonesia pada awal 2023.
“Nanti kita akan melibatkan masyarakat, pengunjung, serta pemilik usaha resort di sekitar kawasan TN Alas Purwo dalam kegiatan pengelolaan sampah,” ujar Probo. (*)










