Mojokerto, seblang.com – Pepatah “mencegah lebih baik daripada mengobati” bukan sekadar nasihat lama, melainkan pesan penting yang semakin relevan di tengah meningkatnya kasus penyakit kronis seperti gagal ginjal, stroke, dan penyakit jantung. Menyadari hal tersebut, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus mengajak masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat dan mengendalikan faktor risiko penyakit sejak dini.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Mojokerto, Elke Winasari, menjelaskan bahwa sebagian besar pembiayaan pelayanan kesehatan setiap tahun terserap untuk penyakit kronis atau katastropik. Jenis penyakit ini membutuhkan pengobatan jangka panjang dengan biaya tinggi, sehingga pencegahan menjadi langkah yang paling efektif.
“Dari data nasional, penyakit katastropik menyerap porsi pembiayaan terbesar dalam Program JKN, seperti gagal ginjal, jantung, kanker, stroke, dan hipertensi. Padahal, sebagian besar penyakit tersebut bisa dicegah apabila masyarakat lebih peduli terhadap pola hidup sehat,” ungkap Elke saat ditemui di kantornya, Rabu (23/10/2025).
Ia menambahkan, dua penyakit yang paling sering menjadi penyebab munculnya komplikasi kronis adalah diabetes melitus dan hipertensi. Diabetes sering disebut mother of disease karena dapat memicu berbagai gangguan serius seperti penyakit jantung, gagal ginjal, hingga kebutaan. Sementara hipertensi dikenal sebagai silent killer karena tidak menimbulkan gejala yang jelas, namun berdampak fatal jika tidak dikendalikan.
“Banyak peserta baru menyadari menderita hipertensi atau diabetes setelah terjadi komplikasi. Padahal, pengendalian bisa dilakukan sejak dini dengan menjaga pola makan, rutin memeriksa tekanan darah, serta membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak,” tambahnya.
Elke menekankan pentingnya pencegahan melalui langkah sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Mengatur pola makan, memperbanyak konsumsi buah dan sayur, serta rutin berolahraga dapat menjadi kunci menjaga kesehatan.
“Penyakit kronis tidak muncul tiba-tiba. Ia berkembang dari kebiasaan kecil yang sering diabaikan. Karena itu, perubahan sederhana seperti minum air putih lebih banyak dan berjalan kaki setiap hari bisa menjadi investasi besar bagi kesehatan kita di masa depan,” jelasnya.
Sebagai upaya menjaga kualitas hidup peserta JKN yang telah menderita penyakit kronis, BPJS Kesehatan menghadirkan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis). Program ini diperuntukkan bagi peserta dengan diabetes melitus dan hipertensi agar tetap sehat dan terhindar dari komplikasi.
“Melalui Prolanis, peserta mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan rutin di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) seperti puskesmas atau klinik, konsultasi dengan dokter, penyuluhan kesehatan, hingga pengingat minum obat. Semua layanan tersebut tanpa biaya tambahan karena sudah dijamin oleh Program JKN,” terang Elke.
Masyarakat yang ingin bergabung cukup datang ke FKTP tempatnya terdaftar dan menyampaikan keinginan untuk mengikuti Prolanis. Dokter akan melakukan pemeriksaan awal dan mendaftarkan peserta ke dalam kelompok sesuai kondisi kesehatannya.
Program ini telah dirasakan manfaatnya oleh Rudi (55), peserta JKN asal Kecamatan Sooko, Mojokerto. Selama dua tahun mengikuti kegiatan Prolanis di puskesmas, ia merasakan perubahan signifikan pada kesehatannya.
“Dulu saya sering pusing karena tekanan darah tinggi. Setelah rutin ikut Prolanis, tekanan darah saya lebih stabil. Saya juga jadi lebih sadar pentingnya menjaga pola makan dan rutin berolahraga,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, BPJS Kesehatan Mojokerto berharap masyarakat semakin sadar pentingnya pencegahan penyakit kronis. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan memanfaatkan fasilitas JKN secara optimal, diharapkan angka kesakitan akibat penyakit katastropik dapat ditekan, sehingga masyarakat Mojokerto bisa hidup lebih sehat dan produktif.//////////











