Lebih lanjut Titus mengatakan bahwa digitalisasi menjadi kunci utama mempermudah akses layanan JKN di fasilitas kesehatan. Salah satu fitur unggulan adalah Telekonsultasi, yaitu layanan konsultasi kesehatan jarak jauh yang bisa dimanfaatkan peserta tanpa harus datang langsung ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Fitur ini dapat diakses melalui Aplikasi Mobile JKN.
“Pemanfaatan Program JKN semakin mudah karena kami menghadirkan layanan digital melalui Aplikasi Mobile JKN. Aplikasi ini memuat berbagai fitur yang mempermudah akses layanan. Kami juga mengajak masyarakat untuk melaporkan kendala yang ditemui, karena kami siap memberikan solusi,” jelasnya.
Selain Telekonsultasi, inovasi lain yang diperkenalkan yakni Antrean Online yang terhubung langsung dengan fasilitas kesehatan. Fitur ini memungkinkan peserta mendapatkan kepastian layanan, mengurangi antrean fisik, serta menghemat waktu. Sementara itu, fitur I-Care JKN memberi akses kepada tenaga medis untuk menelusuri riwayat pelayanan kesehatan peserta dalam setahun terakhir, sehingga perawatan lebih komprehensif dan tepat sasaran.
Mahasiswa juga dibekali informasi mengenai Janji Layanan Faskes yang wajib dipenuhi oleh seluruh fasilitas kesehatan mitra BPJS Kesehatan. Beberapa di antaranya meliputi kemudahan berobat cukup dengan KTP atau NIK tanpa dokumen tambahan, ketersediaan obat terjamin, tidak ada pembatasan hari rawat inap, serta pelayanan yang ramah tanpa diskriminasi maupun pungutan biaya di luar ketentuan.
Antusiasme peserta terlihat dari sejumlah tanggapan mahasiswa. Salah satunya datang dari Nabila, mahasiswi baru STIKES Banyuwangi, yang mengaku baru benar-benar memahami manfaat JKN setelah mengikuti kegiatan tersebut.
“Terima kasih BPJS Kesehatan. Setelah mengikuti kegiatan ini, saya menjadi lebih paham. Ternyata ada banyak manfaat dari Program JKN. Bagi yang belum terdaftar, yuk segera daftar ke BPJS Kesehatan,” ungkapnya.











