Malang, Seblang.com – Batik ecoprint produksi Sanggar Kreasi Mamalya (SKM) di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, berhasil menembus pasar internasional. Dengan bahan alami seperti secang, daun lawe, kulit manggis, dan kunyit, produk mereka telah diekspor ke Australia dan mulai merambah Vietnam.
Pemilik SKM, Siti Mudrika, mengungkapkan bahwa sanggar ini memiliki lebih dari 2.140 anggota di Indonesia serta lima anggota di luar negeri, yakni Australia, Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. SKM tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelatihan, tetapi juga sebagai wadah pemberdayaan masyarakat.
“Barang-barang kita sudah diekspor ke Australia. Saat ini, ada 32 item yang akan segera saya kirim, termasuk 10 baju dan 15 dompet. Kalau untuk Vietnam, itu masih baru. Sebulan terakhir mereka mulai membeli bahan baku dari kita, dan saya sangat senang melihat perkembangan ini,” ujar Mudrika, Rabu (6/2/2025).
Mudrika menjelaskan bahwa seluruh produk dibuat dengan bahan alami dan teknik ramah lingkungan. “Untuk ecoprint, kain yang digunakan harus berbahan alami seperti sutra, tenun, atau katun. Kami tidak menggunakan kain yang mengandung polyester,” jelasnya.
Proses pembuatan batik ecoprint dimulai dengan membentangkan kain, menata daun di atasnya, lalu menutupnya dengan pewarna alami. Warna yang dihasilkan beragam, mulai dari merah muda, kuning, hingga ungu. Setelah itu, kain digulung, diikat, dan dikukus selama dua jam.











