Banyuwangi,Seblang.com – Kabupaten Banyuwangi tak hanya dikenal lewat keindahan alam dan kesenian tradisionalnya, tetapi juga memiliki warisan budaya batik yang sarat makna. Salah satu motif khas yang memiliki nilai filosofi tinggi adalah Batik Wader Kesit, motif yang terinspirasi dari ikan wader—ikan kecil yang hidup di sungai-sungai Banyuwangi.
Motif ini menjadi salah satu kebanggaan masyarakat setempat karena mengandung pesan tentang kerja keras, ketangguhan, dan kebersamaan.
Arti dan Filosofi Batik Wader Kesit
Batik Wader Kesit mengambil inspirasi dari ikan wader, ikan air tawar kecil yang dikenal lincah dan hidup bergerombol. Dalam budaya Using, ikan ini melambangkan semangat hidup, ketekunan, dan kebersamaan.
Lincah dan cekatan menggambarkan masyarakat Banyuwangi yang tangguh dan cepat beradaptasi.
Hidup berkelompok mencerminkan semangat gotong royong dan kebersamaan dalam menjaga harmoni sosial.
Ikan kecil yang banyak dicari juga melambangkan bahwa sesuatu yang sederhana pun bisa menjadi sumber kehidupan.
“Batik Wader Kesit ini bukan sekadar motif, tetapi cermin dari karakter masyarakat Banyuwangi yang ulet, kompak, dan tidak mudah menyerah,” ujar salah satu perajin batik di Kecamatan Banyuwangi, Kamis (18/10/2025).
Sejarah Kemunculan Batik Wader Kesit
Motif ini pertama kali berkembang di kalangan pengrajin batik Banyuwangi pada era 1980-an. Saat itu, masyarakat setempat banyak bergantung pada sungai untuk kehidupan sehari-hari, termasuk menangkap ikan wader sebagai sumber lauk dan penghasilan tambahan.
Para perajin kemudian menuangkan kehidupan masyarakat desa dan sungai ke dalam motif batik, yang melahirkan desain ikan wader yang lincah berenang di antara arus air. Dari sinilah motif Wader Kesit lahir dan berkembang menjadi ikon batik lokal.
Motif ini kemudian menjadi salah satu ciri khas batik Using, sejajar dengan motif-motif lain seperti Gajah Oling dan Kangkung Setingkes.
