Pengentasan kemiskinan dilakukan dengan melibatkan banyak pihak dalam skema jangka pendek dan jangka panjang. Berbagai program telah dijalankan untuk menekan angka kemiskinan, termasuk program “Kanggo Riko” yang memberikan bantuan modal usaha kepada rumah tangga miskin, terutama perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga.
Selain itu, terdapat bantuan alat usaha, perbaikan warung rakyat, bedah rumah, beasiswa untuk anak dari keluarga tidak mampu, serta berbagai program lainnya yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hasilnya, persentase penduduk miskin di Banyuwangi menurun dari 7,34 persen pada 2023 menjadi 6,54 persen pada 2024. Bahkan, angka kemiskinan ekstrem berhasil ditekan dari 0,43 persen menjadi 0,29 persen dalam kurun waktu yang sama.
Indikator makro pembangunan lainnya turut menunjukkan tren positif. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi pada 2024 tercatat sebesar 74,30, meningkat dari 73,79 pada tahun sebelumnya.
“Kita juga mencatat penurunan Indeks Gini sebagai indikator ketimpangan, dari 0,351 pada 2023 menjadi 0,312 pada 2024,” tambah Ipuk.












