Selain itu, pemkab secara rutin mengadakan program inkubasi untuk sektor pertanian bagi generasi muda yang dikenal sebagai Jagoan Tani. Hadiah berupa modal ratusan juta rupiah disediakan bagi para pemenang.
“Kami ingin generasi muda Banyuwangi berperan dalam pertanian daerah. Kontribusi pada PDRB terus menurun setiap tahun. Jumlah petani juga. Jagoan Tani dibutuhkan untuk mengatasi hal tersebut, dan generasi muda Banyuwangi harus tampil untuk mendongkrak pertanian daerah,” ujar Ipuk.
Ilham Juanda, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, menambahkan bahwa Banyuwangi juga memberikan fasilitasi perizinan dalam bidang ketahanan pangan bagi pelaku usaha mikro dan kecil melalui program Imam Pesat (Implementasi Keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan/PSAT). Dengan nomor registrasi, kualitas produk pangan tersebut lebih terjamin.
“Dalam kurun waktu 2021-2022, sejumlah 51 merk dagang produk PSAT telah terdaftar. Selanjutnya, produk tersebut mendapatkan pendampingan dan diarahkan untuk masuk pada e-katalog lokal guna memperluas pasarnya,” jelas Ilham.
Banyuwangi terus mendorong masyarakat untuk melakukan diversifikasi pangan melalui Festival Pangan Nonberas Nonterigu (Fepanora).
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih kreatif dalam mengolah makanan. Tidak selalu harus dari beras dan terigu, makanan lezat dan bergizi seimbang juga bisa dihasilkan dari berbagai bahan lain di sekitar kita,” pungkasnya.////////












