Salah satu indikator keberhasilan adalah keberlanjutan penyelenggaraan Banyuwangi Festival—serangkaian event budaya dan pariwisata berskala besar yang turut mendorong pertumbuhan wisatawan dan nilai investasi.
“Konsistensi Banyuwangi Festival membuatnya menjadi ikon budaya dan pariwisata kami. Event ini terbukti mendongkrak kunjungan wisatawan dan membuka peluang investasi baru,” ungkap Mujiono.
Banyuwangi Festival setiap tahun menampilkan puluhan hingga ratusan event. Sejak 2023, dua event unggulan—Gandrung Sewu dan Banyuwangi Ethno Carnival (BEC)—masuk dalam agenda nasional Kharisma Event Nusantara (KEN).
“Tour de Banyuwangi Ijen tahun 2025 bahkan menjadi satu-satunya balap sepeda di Indonesia yang terdaftar dalam agenda federasi balap sepeda dunia. Sport tourism menjadi salah satu kekuatan kita,” lanjutnya.
Penguatan pariwisata juga ditopang adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Program Smart Kampung yang mengusung digitalisasi layanan publik menjadi salah satu terobosan yang diapresiasi.
Kepala Dinas Kominfo dan Persandian Banyuwangi Budi Santoso mengatakan penilaian ISNA didasarkan pada riset komprehensif dengan melibatkan survei masyarakat, data instansi terkait, serta analisis inovasi dan masterplan smart city daerah.
“Cakupan penilaiannya luas, mulai dari dampak inovasi terhadap masyarakat, kolaborasi multi pihak, adopsi teknologi, hingga kreativitas dan kekuatan branding daerah,” ujar Budi. (*)
