“Banyuwangi juga telah menyiapkan rencana aksi dan paket kebijakan yang lengkap dengan kebutuhan pendanaannya untuk seluruh stakeholder, selama 23 tahun ke depan yang dapat menjadi panduan dalam implementasi sistem pengelolaan sampah,” ujarnya.
Sementara itu, CEO Avfall, Norge Runar Bålsrud, memuji masterplan pengelolaan sampah Banyuwangi sebagai yang pertama di Indonesia, bahkan mungkin di dunia, menunjukkan perencanaan sistematis dan strategis untuk pengelolaan sampah.
“Saya mengapresiasi peran pemerintah Banyuwangi dalam pengelolaan sampah. Semuanya berjalan lancar tanpa ego politik,” ujar Runar.
Mengakui tantangan dalam pengurangan sampah dan pengelolaan yang baik, ia menekankan bahwa Banyuwangi membuktikan bahwa dengan tekad, pengelolaan sampah yang efektif dapat tercapai.
“Apa yang dilakukan Banyuwangi seharusnya menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia,” tambahnya.
Ketua INSWA, Guntur Sitorus, menegaskan bahwa masterplan Banyuwangi akan menjadi standar pengelolaan sampah untuk 20 tahun ke depan. Ia menekankan peran kunci kolaborasi antara semua lembaga Pemkab Banyuwangi dalam pengelolaan sampah.
“Implementasi pengelolaan sampah memerlukan keterlibatan lembaga. Banyuwangi membuktikan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya tanggung jawab satu departemen, tetapi merupakan upaya kolaboratif melibatkan semua lembaga untuk mewujudkan regulasi pengelolaan sampah ini,” tutup Guntur.
Banyuwangi saat ini memiliki 19 tempat pengelolaan sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) melalui kemitraan antara pemerintah dan swasta (PPP). Salah satunya, TP3SR di Balak, berkolaborasi dengan Avfall Norge dan telah beroperasi sejak September 2023. (*)












