“Banyuwangi Kolo Semono” Potret Masa Lalu Bumi Blambangan Hidup Kembali

by -2339 Views
Wartawan: Teguh Prayitno
Editor: Herry W Sulaksono


“Dengan mengenal sejarah, masyarakat akan semakin mencintai daerahnya,” harap Ipuk. Ia mengajak masyarakat merawat kearifan lokal agar identitas Banyuwangi tak luntur ditelan zaman.

“Jangan sampai anak-cucu kita justru lebih mengenal budaya bangsa lain. Jangan sampai mereka lebih mengenal K-Pop ketimbang lagu daerahnya. Maka kegiatan nguri-uri budaya semacam ini sangat penting. Ini akan terus kita gelar setiap tahunnya,” tegas Ipuk.


Event sukses ini tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga menggerakkan roda perekonomian. Taufik Rohman dari Disbudpar mengungkapkan, transaksi pelaku UMKM mulai kuliner, batik, kerajinan, jamu tradisional, pakaian jadi, hingga aksesoris mencapai puluhan juta rupiah per harinya. “Jadi ini bukan sekadar ajang pelestarian budaya, namun juga upaya menggerakkan perekonomian warga,” ucap Taufik.

Sementara itu, Olivia (22) salah satu pengunjung terpana. “Museum Blambangan koleksinya lengkap. Kita jadi memahami sejarah Banyuwangi,” ucapnya takjub. Banyuwangi Kolo Semono sejatinya bukan sekedar acara, tetapi pijakan awal untuk menghidupkan kembali roh Bumi Blambangan.

iklan warung gazebo