Banyuwangi telah menerapkan berbagai program pengelolaan sampah, seperti bank sampah, pembangunan TPS 3R, dan inovasi-inovasi lainnya yang melibatkan swasta dan masyarakat. Penanganan sampah telah menjadi prioritas pembangunan di daerah ini, dengan pendekatan yang komprehensif.
“Kami membuat regulasi persampahan, termasuk pengurangan penggunaan plastik. Kami juga menetapkan pengelolaan persampahan sebagai salah satu indikator penilaian dalam rapor desa, yang akan menentukan alokasi anggaran tiap desa,” terang Ipuk.
Tak hanya itu, masyarakat juga turut aktif dalam pengelolaan sampah. Berbagai komunitas seperti Osoji Club, Eco Ranger, dan Pega Indonesia terlibat dalam kegiatan pengelolaan sampah, mulai dari pemilahan hingga daur ulang.
Selain itu, Banyuwangi juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah Norwegia, dalam penanganan sampah. “Saat ini, Banyuwangi telah memiliki dan mengoperasikan 19 TPS 3R di beberapa kecamatan,” terangnya.
Dengan berbagai upaya sinergis yang dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, dan pihak lainnya, Banyuwangi berhasil mengurangi sampah sebesar 92.260,89 ton/tahun atau sekitar 30,22%, dan berhasil menangani sampah sebanyak 82.891,65 ton/tahun atau sekitar 27,15% pada tahun 2023.











