Tidak hanya atlet-atlet tanah air yang akan bersaing, tetapi juga empat atlet dari Rumania, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Nepal, menambah warna internasional pada kejuaraan ini. Total, 87 peserta akan menunjukkan kehebatan mereka di langit Banyuwangi.
Terbang dengan paralayang di Gunung Menyan memberi pengalaman unik bagi para atlet maupun pengunjung. Dengan ketinggian 730 meter di atas permukaan laut, puncak gunung ini menawarkan lansekap indah pegunungan dan perkotaan di Banyuwangi. Gunung Menyan sendiri merupakan bagian dari gunung api purba berusia 33 juta tahun, menambah keunikan destinasi ini.
“Sport tourism seperti paralayang ini merupakan salah satu cara kami untuk memperkenalkan potensi destinasi Gunung Menyan yang menyuguhkan keindahan lansekap gunung purba dari ketinggian,” ungkap Bupati Ipuk, yang pernah mencoba paralayang di Gunung Menyan.
“Semoga bertanding di Banyuwangi bisa memberikan kesan positif bagi para atlet, sehingga mereka bisa ikut mempromosikan Banyuwangi di negara asalnya,” imbuhnya.
Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyuwangi, Alfin Kurniawan, menambahkan bahwa kejuaraan paralayang internasional seri 2 Kategori 2 ini akan mempertandingkan 4 nomor, yaitu umum, putri, beregu, dan junior under 26 (U-26). “Kejuaraan ini akan mendukung pengembangan destinasi baru wisata dirgantara dan mencetak atlet-atlet paralayang baru,” jelasnya.
Menjadi penyelenggara untuk ketiga kalinya, Banyuwangi semakin menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan olahraga paralayang. “Setelah tiga kali menggelar kejuaraan, atlet cabang olahraga ini mulai bermunculan. Saat ini sudah ada 7 atlet bersertifikat yang kita miliki,” pungkas Alfin.
Dengan penyelenggaraan kejuaraan paralayang internasional ini, Banyuwangi semakin menegaskan posisinya sebagai tuan rumah yang handal untuk event-event olahraga tingkat dunia. Sekaligus, mengukuhkan dirinya sebagai destinasi pariwisata yang menawarkan pengalaman unik dan menantang bagi para pencinta petualangan.//////












