Banyuwangi, seblang.com – Gaung musik tiup, perkusi, dan atraksi visual mewarnai pusat kota Banyuwangi saat Ijen Marching Festival (IMF) III 2025 digelar pada 18–19 Oktober. Tak hanya menjadi ajang kompetisi, perhelatan ini menjadikan Banyuwangi sebagai magnet marching band nasional, sekaligus menggerakkan sektor ekonomi kreatif dan pariwisata daerah.
Sebanyak 1.520 atlet marching band dari tiga provinsi—Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Timur—serta tujuh kabupaten/kota ikut ambil bagian. Mereka berasal dari Banyuwangi, Jember, Situbondo, Surabaya, Malang, Jembrana, dan Bontang. Seluruh rangkaian kompetisi dipusatkan di GOR Tawang Alun Banyuwangi.
Kemeriahan dimulai dengan Kirab Night Street Parade yang menampilkan puluhan marching band tingkat SD, SMP, hingga SMA di sepanjang Jalan A. Yani. Ribuan penonton memadati trotoar untuk menyaksikan aksi spektakuler para peserta.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani secara resmi membuka kegiatan tersebut. Ia menegaskan bahwa marching band bukan sekadar hiburan, melainkan bagian dari cabang olahraga di bawah naungan KONI yang harus terus dibina.
“Kompetisi ini menjadi ruang belajar disiplin, teamwork, dan kreativitas. Pemerintah daerah akan terus mendukung agar anak-anak Banyuwangi bisa tampil percaya diri, sekaligus memperluas jaringan dengan daerah lain,” ujar Ipuk.
Menurut Ipuk, penyelenggaraan IMF juga membawa multiplier effect yang besar bagi masyarakat. Ribuan peserta dengan kostum tematik dan tata rias menarik meningkatkan permintaan terhadap jasa penjahit, perias, penginapan, serta kuliner lokal.
Sementara itu, Ketua Panitia Hendra Agusti Wijaya menjelaskan bahwa IMF merupakan kompetisi marching band terbesar di Banyuwangi. Tahun ini mempertandingkan berbagai kategori bergengsi seperti marching show, concert show, guard contest, drum battle, hingga individual contest untuk field commander, drum mayor, color guard, dan brass.
Penampilan peserta di parade pembuka sukses mencuri perhatian. Marching Band Gita Eka Pertiwi dari SDN 1 Bumiharjo tampil dengan tema Halloween lengkap dengan kostum menyeramkan dan musik bernuansa horor. Sementara SMPN 1 Jember menyuguhkan performa satir dengan koreografi lucu dan kostum biru mencolok yang memancing tawa serta tepuk tangan penonton.
“Pertunjukannya menghibur dan kreatif. Senang melihat Banyuwangi jadi tuan rumah acara sebesar ini,” ujar Nida Usfiya, salah satu penonton.
Agenda ini turut dihadiri jajaran Forkopimda Banyuwangi, antara lain Wakil Bupati Mujiono, Dandim 0825 Letkol Arm Tryadi Indrawijaya, Danlanal Letkol Laut (P) Moh. Puji Santoso, serta Wakapolres AKBP Teguh Priyo Wasono.////////////