“Desa ini sangat diberkahi sumber mata air yang melimpah. Silakan dikelola untuk meningkatkan perekonomian warga, dan bersama-sama menjaganya,” pesan Ipuk.
Ketua Pokdarwis Banyu Kuwung, Heriyanto, menjelaskan bahwa destinasi ini dibangun di atas lahan milik warga yang sebelumnya kurang produktif.
“Semula hanya dimanfaatkan untuk tanam selada air dan hasilnya kurang bagus. Kami menawarkan ide untuk menjadikannya destinasi wisata, dan alhamdulillah pemilik lahan setuju bahkan menghibahkan kepada pokdarwis,” ujarnya.
Sejak dibuka, antusiasme pengunjung cukup tinggi. Pada masa awal pembukaan, kunjungan akhir pekan bisa mencapai 1.200 orang. Dampaknya turut menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.
Fasilitas di pemandian ini juga cukup lengkap, mulai area parkir luas, warung makan, musala, toilet, hingga area camping ground.
Banyu Kuwung beroperasi setiap hari kecuali Jumat yang digunakan untuk pembersihan. Jam operasional Senin–Kamis pukul 08.00–16.00, sementara Sabtu–Minggu pukul 07.00–16.00. Harga tiket masuk ditetapkan Rp5.000 per orang. (*)
