“Rata-rata pasukan Diponegoro itu turunan Majapahit. Kebanggaan mereka adalah leluhur mereka dulu penguasa Asia Tenggara, tapi cucunya malah dijajah. Dari situ muncul jiwa patriotisme dan nasionalisme,” tegas Aris.
Aris berharap kegiatan Amartya Bhumi Kepanjian mampu menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal.
“Harusnya kegiatan ini menumbuhkan semangat cinta daerah sendiri. Kalau dulu di Turen sudah ada yang menggagas sampai menerbitkan buku, meski sekarang vakum karena ketuanya sudah almarhum, harapan kami Amartya Bhumi bisa menindaklanjuti agar khazanah budaya ini diketahui semua warga, khususnya generasi penerus,” tandasnya.
Dengan semangat kebudayaan ini, Aris optimistis bahwa Turen dan Kabupaten Malang bisa menjadi contoh daerah yang mampu menjaga jati diri sekaligus membangkitkan kembali identitas kultural yang hampir terlupakan.//////