Banyuwangi, seblang.com – Menyikapi prediksi BMKG bahwa musim hujan tahun 2025/2026 akan datang lebih awal dari biasanya, Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Banyuwangi bergerak cepat dengan melaksanakan kegiatan pengeringan dan kerja bakti di berbagai wilayah. Langkah ini diambil untuk memastikan kesiapan infrastruktur pengairan dan mengantisipasi potensi banjir saat curah hujan meningkat.
Plt. Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Riza Al Fahroby, S.T., M.Sc., menyebutkan kegiatan pengeringan dan kerja bakti dilaksanakan secara serentak di sejumlah Wilayah Koordinasi Sumber Daya Air (Korsda), meliputi Genteng, Glenmore, Srono, Kabat, Pesanggaran, Bangorejo, dan Cluring.

“BMKG memprediksi musim hujan akan datang lebih cepat, jadi kami lakukan langkah antisipatif. Pengeringan dan kerja bakti ini menjadi bagian penting dalam menjaga kelancaran sistem irigasi dan meminimalkan risiko banjir,” ujar Riza, Rabu (8/10/2025).
Menurutnya, kegiatan pengeringan irigasi memiliki berbagai tujuan penting, bukan hanya memastikan jaringan berfungsi optimal, tetapi juga untuk meneliti, memperbaiki, dan menginventarisasi kondisi saluran irigasi yang mengalami kerusakan. Selain itu, kegiatan ini sekaligus memotong siklus hama tanaman, melestarikan kesuburan tanah, serta menertibkan pola tanam para petani agar sesuai dengan kalender tanam dan kondisi pengairan.

“Melalui pengeringan, kami juga ingin memasyarakatkan pentingnya tertib pola tanam. Dengan perencanaan yang baik, air irigasi bisa dimanfaatkan lebih efektif, dan petani dapat meningkatkan hasil panen,” jelasnya.
Lebih lanjut, Riza mengatakan bahwa pengeringan jaringan irigasi juga berfungsi meningkatkan kapasitas sungai dan saluran air agar lebih mampu menampung dan mengalirkan air hujan, sehingga risiko banjir dan genangan air dapat ditekan seminimal mungkin.

Selain manfaat teknis, kegiatan kerja bakti ini juga menjadi sarana kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat, terutama petani dan HIPPA (Himpunan Petani Pemakai Air) untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan sistem pengairan di Banyuwangi.
“Kami sangat mengapresiasi semangat gotong royong masyarakat dalam kegiatan ini. Upaya pengeringan tidak akan berhasil maksimal tanpa partisipasi aktif para petani yang setiap hari bersinggungan langsung dengan sistem irigasi,” tambahnya.
BMKG sendiri sebelumnya telah mengeluarkan peringatan bahwa musim hujan 2025/2026 diperkirakan datang lebih awal pada bulan Oktober. Dengan kondisi tersebut, Dinas PU Pengairan Banyuwangi menegaskan pentingnya kesiapsiagaan seluruh elemen masyarakat, khususnya di wilayah pertanian dan daerah rawan banjir.
“Upaya ini bagian dari mitigasi dini. Kami ingin memastikan semua saluran irigasi, bendung, dan pintu air dalam kondisi siap menghadapi curah hujan yang meningkat. Dengan begitu, produksi pertanian bisa tetap stabil dan risiko bencana dapat diminimalkan,” pungkas Riza.











