Animo  Pelajar Mengikuti Lomba Jaranan Buto Cilik di Banyuwangi Cukup Besar

by -1784 Views
Wartawan: Nurhadi
Editor: Herry W. Sulaksono


“Selama ini kebanyakan pelajar di Banyuwangi yang berprestasi di dunia tari rata-rata perempuan. Maka dari itu kami mencoba untuk menggerakkan ajang seni tari yang diminati siswa laki-laki untuk menyalurkan minat dan bakatnya dengan menggelar lomba Jaranan Buto Cilik,” Ujar Suko.

Melalui ajang lomba ini, Suko berharap seni Jaranan Buto ini nanti akan tumbuh dan berkembang  di seluruh wilayah kecamatan se Banyuwangi.


“Intinya jangan sampai kesenian ini punah. Generasi muda tetap eksis dengan kesenian-kesenian yang ada di Banyuwangi,” imbuh Suko.

Dalam catatan sejarah perkembangan seni Jaranan Buto di Banyuwangi, pada masa dahulu kesenian ini dikembangkan oleh Almarhum Setro Asnawi asal kabupaten Trenggalek.

Dia merantau sekaligus menjadi warga Banyuwangi sekitar tahun 1963. Pria asal Trenggalek tersebut tinggal di Dusun Cemetuk, Desa Cluring, Banyuwangi.

Setelah setahun menetap di Banyuwangi, Mbah Setro mengembangkan kesenian tari Jaranan Buto yang sampai saat ini masih dilestarikan oleh penggiat seni budaya tradisional di Bumi Blambangan.

Dalam penampilan para penari Jaranan Buto, mengenakan pakaian ala prajurit yang gagah berani. Mereka merias mukanya bak seperti amarah buto dengan menunggang kuda terbuat dari kulit bergambarkan wajah raksasa./////

iklan warung gazebo