“Kita harus menjaga nama baik pesantren. Kita kedepankan akhlak luhur yang telah diteladankan Kanjeng Nabi Muhammad,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, para santri juga diperkenalkan dengan materi anti-perundungan. Di antaranya tentang ragam perundungan, mulai dari perundungan verbal, sosial, mental, digital, hingga fisik.
“Dengan mengenal jenis dan bahaya perundungan ini, anak-anak diharapkan bisa lebih peduli dan menghindarinya,” imbuh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno.
Gerakan anti-bullying, imbuh Suratno, juga sedang digalakkan di berbagai lembaga pendidikan di Banyuwangi. Setiap bunga desa, Bupati Ipuk mengagendakan bertemu dengan siswa-siswa, guru, dan komite sekolah mensosialisasikan anti-bullying. Seperti yang dilakukannya tadi di SDN 1 Wringinagung.
“Sosialisasi anti bullying salah satu program prioritas Bupati Ipuk saat bunga desa. Kita libatkan semuanya. Para pelajar sendiri, pengajar, hingga orang tua,” terang Suratno.
Bunga Desa di Wringinagung digelar sejumlah agenda. Di antaranya dialog dengan pelaku seni tradisional, tinjau infrastruktur, operasi pasar murah. Juga pembagian pupuk organik cair gratis dan pengenalan teknologi cek PH tanah, hingga solat Asar berjamaah yang dilanjutkan dialog bersama warga. (*)












