Mojokerto, seblang.com – Bencana kekeringan di Mojokerto menjadi atensi kusus Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melihat langsung ke warga terdampak dan memastikan distribusi bantuan air bersih kepada warga di Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kab. Mojokerto, berjalan lancar
Tiba di lokasi Dusun Kandangan, Desa Kunjorowesi, pukul 11.42 WIB, Khofifah disambut Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati, langsung mengecek proses distribusi air bersih ke warga yang sudah disiapkan menggunakan mobil tangki kapasitas 4.000 liter. Keduanya menyempatkan mengisi jeriken milik warga yang sudah mengantri pembagian air bersih.
Khofifah menjelaskan, sesuai data yang diterima dari BPBD Jatim, krisis air di diwilayah lereng gunung penanggungan, diantaranya Desa Kunjorowesi dan Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro serta Desa Duyung, Kecamatan Trawas.
Sementara jumlah penduduk yang terdampak kekeringan air bersih di Mojokerto mencapai 2.409 KK dengan total jiwa 7.589 orang. Rincianya, Desa Kunjorowesi 1.556 KK total 4.937 jiwa, sedangkan Desa Manduro Manggung Gajah 597 KK total 1.861 jiwa serta Desa Duyung 256 KK total 791 jiwa.
“Musim kemarau 2023 di Jawa Timur terjadi pada bulan Mei sampai bulan September ini. Puncak kemarau diprediksi terjadi pada bulan Juli sampai bulan Agustus,” jelas Khofifah.
Selama musim kemarau ini, Khofifah memastikan BPBD Provinsi Jatim terus melakukan pendistribusian air bersih ke sejumlah wilayah yang dilanda kekeringan. Untuk Kecamatan Ngoro, dilaksanakan selama 45 hari, mulai tanggal 12 Juni sampai 26 Juli 2023.










