Sementara Kepala Dinas Pertanian Dan Pangan Kabupaten Banyuwangi melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veteriner drh. Nanang Sugiarto mengungkapkan pada saat awal mendapat informasi beberapa sapi terkena penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) sekitar bulan Agustus 2023 lalu. Sama dengan penyakit mulut dan kuku (PMK) wilayah Banyuwangi terkena paling akhir.
“Secara garis wilayah Banyuwangi sebelumnya masih hijau untuk penyebaran LSD mulai pertengahan Agustus zonanya sudah merah karena sudah tertular dengan temuan kasus di desa Kampunganyar dan Tamansuruh,” jelas drh. Nanang .
Dia menuturkan pada dasarnya pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dengan merebaknya penyebaran penyakit LSD di beberapa kabupaten, antara lain; pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur (Jatim) untuk melaksanakan program vaksinasi PMK dan LSD.”Tetapi vaksinasi LSD ini masih sangat terbatas dari pemerintah pusat maupun provinsi dan untuk sementara diberikan kepada ternak yang dilalulintaskan dan sapi perah,” imbuh dia.
Dengan adanya temuan kasus hewan positif terkena LSD di Glagah, pihaknya harus bekerja keras lagi seperti penanganan kasus PMK beberapa waktu lalu agar kasus LSD yang terjadi tidak melebar kemana-mana.
Selain melakukan program vaksinasi, pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi dan edukasi serta pengobatan agar masyarakat merasa tenang. Prinsip pengobatan LSD tidak sulit selama benjolan belum pecah dan dengan penanganan yang cepat 3 – 4 hari hewan ternak akan pulih kembali.“Sama dengan PMK angka kematian kasus hewan yang terkena LSD relatif kecil,” ujar drh Nanang.
Lebih lanjut dia menambahkan pihaknya menghimbau kepada masyarakat virus LSD atau lato-lato ini penyebarannya melalu lalat dan nyamuk atau akseptor lain beda dengan PMK yang melalui udara. Makanya yang perlu dijaga adalah kebersihan kandang agar tidak menjadi sarang lalat dan nyamuk yang berpotensi untuk menyebarkan virus.
Selanjutnya masyarakat diharapkan segera melaporkan kepada pemerintah desa atau kepada petugas kesehatan hewan yang ada di lapangan agar hewan yang terkena penyakit segera mendapatkan penanganan agar tidak semakin parah
.”Untuk sementara kami juga melakukan pembatasan lalu lintas ternak dimana jika hewan ternak sudah diketahui sakit jangan dijual dan diobati dulu sampai sembuh. Untuk mencegah dan menanggulangi sedini mungkin penyebaran vektornya yaitu; lalat dan nyamuk dengan selalu menjaga kebersihan kandang dan melakukan penyemprotan disinfektan untuk membunuh vektornya,” pungkas drh. Nanang./////