Banyuwangi, seblang.com – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Banyuwangi kembali menggelar Rapat Koordinasi Pimpinan Daerah bersama Tiga Pilar pada Selasa (23/9/2025) di Lapangan Tenis Indoor GOR Tawang Alun. Agenda ini mengangkat tema “Peran Tiga Pilar dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Menjaga Kondusifitas Wilayah.”
Rakor tersebut bukan sekadar agenda rutin, melainkan bagian dari perjalanan panjang lahirnya konsep Tiga Pilar Banyuwangi. Gagasan ini pertama kali dicetuskan Kapolres Banyuwangi saat itu, AKBP Nanang Masbudi, pada 2012. Setahun kemudian, tepatnya Februari 2013, program ini resmi diluncurkan di Mapolres Banyuwangi dengan melantik Hakim Said, SH, sebagai Polisi Desa (Poldes) sekaligus Pemimpin Redaksi Tabloid/Majalah Poldes. Program tersebut bahkan sempat menjadi pilot project Mabes Polri.
Hakim Said mengenang momentum itu sebagai tonggak penting sinergitas Tiga Pilar di tingkat desa.
“Waktu itu saya dipercaya sebagai Poldes, tugasnya mengawal agar sinergitas Tiga Pilar berjalan. Intinya sederhana: Njogo Deso Mbangun Deso. Kalau desa aman, pembangunan lancar, dan Banyuwangi bisa tumbuh pesat,” ujarnya.
Konsep Tiga Pilar yang melibatkan Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan Kepala Desa ini dirancang untuk menekan potensi permasalahan hukum sejak dini. Persoalan kecil cukup diselesaikan di tingkat desa dengan semangat gotong royong, tanpa harus naik ke ranah hukum.
Kapolres Banyuwangi kala itu, AKBP Nanang Masbudi, menegaskan tujuan utama Tiga Pilar adalah menciptakan stabilitas desa sebagai fondasi pembangunan.
“Jika desa-desa terjaga keamanannya, investor tidak akan ragu masuk. Banyuwangi butuh kondusivitas, dan Tiga Pilar adalah deteksi dini yang paling efektif,” kata Nanang dalam sambutannya saat peluncuran 2013 lalu.
