Diangkat Dari Kisah Nyata Kehidupan Penulisnya, Begini Cerita di Balik Pembuatan Novel ‘Berkalung Surban Duri’

by -269 Views
iklan aston

Jember, seblang.com – Seorang perempuan yang mempunyai latar belakang anak dari pemilik pondok pesantren ternama di Jember. Menerbitkan sebuah novel yang berjudul “Berkalung Surban Duri”.

Judul tersebut, merupakan karya pertamanya yang ditulis oleh In’am Nafila Majid atau akrab disapa Ning In’am.

iklan aston
iklan aston

Adapun cover novel yang diterbitkannya, menggambarkan aspek filosofis sosok perempuan dengan matanya yang berkaca-kaca. Kemudian mengenakan kalung surban dan terdapat balutan duri yang membelenggunya.

Dalam novel yang ditulisnya itu, diangkat dari kisah nyata yang pernah dialaminya saat bersama mantan suaminya dulu. Ia menceritakan isi novelnya mulai dari awal mula perjodohan, hubungan rumah tangga yang rumit, hingga diwarnai dengan perselingkuhan dan berpisah.

“Novel ini menceritakan tentang kisah nyata yang 100 persen saya alami. Dalam hidup saya selama berumah tangga, dari sistem perjodohan sampai bagaimana saya berada di dalam rumah tangga yang sangat toxic (hubungan yang tidak sehat). Hingga bagaimana akhirnya saya keluar dari rumah tangga yang toxic tersebut,”
Ucap Ning In’am saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Jumat (4/10/2024).

In’am mengaku cukup gugup menumpahkan kisahnya ke dalam sebuah novel, karena menjadi pengalaman pertamanya menulis.

“Tapi motivasi saya menulis buku ini adalah, saya tidak boleh terlalu lama diam dalam rasa kesedihan saya dengan apa yang saya alami. Sehingga saya harus bangkit,“ ujarnya.

Pasalnya, selama ia menulis novel “Berkalung Surban Duri” yang berjumlah sebanyak 300 halaman tersebut, tidak ada paksaan dari pihak manapun.

“Ya memang atas inisiatif sendiri. Saya menulis bukan karena orangtua saya, tapi karena diri saya sendiri. Tidak ada motivasi dari orang lain, saya memang memotivasi diri saya sendiri. Saya tidak boleh berlama-lama dalam keterpurukan,” ungkapnya.

Untuk proses pengerjaan novelnya, lanjut In’am, menghabiskan waktu selama kurang lebih satu bulan setengah. Terlebih, kala itu ia masih dilanda trauma dan kecemasan atas apa yang dialami dalam rumah tangganya.

“Saat itu saya juga mengalami gangguan kecemasan berlebihan dan memang yang saya tulis ini 100 persen fakta. Sehingga ketika saya menulis buku tersebut, sesekali saya ketrigger (teringat) terhadap hal-hal yang sudah pernah saya alami,” kata In’am.

“Itu membuat saya harus berhenti menulis dan saya menangis, jadi saya menyelesaikan kecemasan saya. Baru saya bisa menulis besok harinya,” ungkapnya.

Lebih lanjut, In’am menjelaskan terkait makna cover novel memiliki arti tersendiri. Yakni terdapat gambar seorang perempuan yang mengenakan kalung surban dan dipenuhi dengan balutan duri.

“Pada cover novel itu menggunakan foto saya dan sudah diedit pakai AI Kenapa berkalung surban? Artinya berkalung itu menunjukkan sebuah keterbelengguan,” ujarnya.

“Sedangkan surban disitu menunjukkan seseorang sosok yang ahli agama. Kemudian duri itu adalah sebuah luka yang menyakitkan. Jadi saya terbelenggu dengan sesosok orang yang ahli agama, tetapi memiliki duri yang menyakitkan,” sambungnya menjelaskan.

Sedangkan tokoh yang ada pada novel tersebut, menggunakan nama fiktif. Tapi untuk cerita di dalamnya semua berdasarkan kisah nyata.

“Kalau untuk tokoh yang ada di novel tersebut, nama-namanya fiktif. Tetapi memang sosoknya itu ada, cuma memang namanya saya samarkan,” ulasnya.

Lebih lanjut, karya novelnya itu lebih menekankan pesan yang kuat. Bahwa manusia yang sedang dilanda permasalahan apapun, harus dihadapi dengan lapang dada. Serta kuncinya tetap senantiasa mengingat sang maha kuasa.

“Pesan saya terhadap pembaca novel saya, agar orang itu dapat mengambil pelajaran dari apa yang saya alami, bagaimana saya bisa survive (bertahap hidup) dari situ. Dan yang paling penting, selalu ingat pada Allah,“ ungkapnya.

Kata perempuan yang pernah viral di Podcast Youtube Channel Denny Sumargo, novelnya saat ini masih belum dijual di marketplace atau bekerjasama dengan toko-toko buku ternama.

“Tapi buat yang ingin membaca novel ini, bisa melalui sosial media pribadi saya. Atau kontak ke akun instagram saya. Karena memang belum dijual di pasaran,” tandasnya.

No More Posts Available.

No more pages to load.